Materi 13 Bisnis Internasional

Materi 13 Bisnis Internasional


MATERI 13

MANAJEMEN KEUANGAN, AKUNTANSI DAN PAJAK INTERNASIONAL


11.1. Bentuk Pembayaran Internasional

                        Banyak bentuk pembayaran berkembang selama berabad-abad, meliputi:

1. Pembayaran di muka (payment in advance)

            Pembayaran di muka adalah bentuk atau metode pembayaran paling aman dari perspektif eksportir. Eksportir menerima uang dari importer sebelum mengirimkan barang yang dipesan. Dalam memakai metode ini, eksportir bisa mengruangi resiko dan menerima pembayaran dengan cepat, yang sangat membantu jika saldo modal kerja eksportir tidak banyak. Eksportir lebih suka pembayaran di muka dilakukan melalui transfer kabel (wire transfer) sehingga eksportir bisa langsung menggunakan dana tersebut.

2. Open account

Dari perspektif importer, bentuk pembayaran yang paling aman adalah open account, dimana barang yang dikirimkan oleh eksportir dan diterima oleh importer sebelum pembayaran. Eksportir kemudian memberikan tagihan kepada importer yang menetapkan jumlah, bentuk dan waktu pembayaran yang diharapkan.

3. Documentary collection

Bentuk pembayaran dengan metode ini yaitu dimana bank komersial bertindak sebagai agen untuk memudahkan proses pembayaran. Untuk melakukan metode pembayaran ini, eksportir menyiapkan dokumen yang disebut draft atau wesel (bill of exchange) dimana pembayaran diminta dari pembeli pada waktu yang sudah ditentukan. Seteah eksportir mengirimkan barang, eksportir akan mengirimkan draft ke bank local beserta dokumen-dokumen pengapalan seperti packing list dan bill of lading. Ada dua jenis draft yaitu:

·         Sight draft : mensyaratkan pembayaran berdasarkan transfer kepemilikan barang dari eksportir ke importir. Ketika bank  di negara importer menerima bill of lading dan sight draft dari bank ekportir, bank ini akan memebri tahu importir yang akan membayar draft tersebut. Pada saat pembayaran, bank akan memberikan bill of lading kepada importir yang kemudian dapat mengambil kepemilikan atas barang tersebut.

·         Time draft : memperpanjang kredit bagi importir dengan menetapkan pembayaran pada waktu yang sudah ditentukan, misalnya 30 atau 60 hari setelah importir menerima barang. Ketika memakai time draft, untuk memperoleh kepemilikan atas barang, importir harus menulis “diterima (accepted) pada draft tersebut, dengan demikian, menimbulkan kewajiban hokum untuk melakukan pembayaran ketika draft tersebut jatuh tempo.

4. Letter of credit

Letter of credit merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh bank dan berisi janji bank tersebut untuk membayar eksportir pada saat menerima bukti bahwa eksportir telah memenuhi semua kewajiban tertulis di dokumen. Karena adanya janji dari ank, eksportir menanggung resiko yang lebih kecil dengan menggunakan letter of credit dibandingkan dengan documentary collection.

5. Kartu kredit (credit card)

Kartu kredit seperti VISA dan Mastercard digunakan untuk alat pembayaran tarnsaksi internasional dalam jumlah kecil terutama diantara pedagang internasional dan pelanggan eceran di lar negeri.

6. Countertrade

Countertrade (imbal beli) terjadi ketika perusahaan menerima sesutau selain uang sebagai pembayaran atas barang atau jasanya. Bentuk countertrade meliputi:

·         Barter : setiap pihak secara simultan (bersamaan) mempertukarkan produknya dengan produk lain.

·         Imbal beli (counterpurchase) : sebuah perusahaan menjual produknya kepada pihak lain pada suatu saat tertentu dengan kompensasi produk dari pihak tersebut pada waktu tertentu di masa depan.

·         Buy back : pengaturan kompensasi dimana perusahaan menjual barang modal ke perusahaan kedua dengan menerima kompensasi dalam bentuk output yang dihasilkan dari penggunaan barang modal tersebut.

·         Offset purche : sebagian dari barang yang diekspor di produksi di negara importir. Perjanjian offset purchase penting terutama dalam alat militer yang mahal yang diproduksi di negara importir.

11.2. Mengelola Resiko Nilai tukar

               Naik turunnya nilai mata uang menciptakan resiko nilai tukar mata uang. Ada tiga eksposur nilai yang dihadapi perusahaan internasional antara lain:

1. Eksposur Transaksi

Dalam transaksi impor/ekspor, pihak yang harus membayar atau menerima mata uang asing dimasa depan mengemban resiko bahwa mata uang itu akan berubah nilainya sehingga dapat merugikan. Resiko ini berasal dari transaksi-transaksi  seperti pembelian dari pemasok asinga tau penjualan kepada konsumen asing. Terdapat beberapa metode untuk membeli perlindungan dari resiko-resiko tersebut antara lain melalui lindung nilai (hedging) yaitu mencoba melindungi terhadap resioko kerugian-kerugian akibat fluktuasi nilai tukar mata uang.

2. Eksposur Netting

Eksposur netting adalah menerima dengan posisi terbuka dua mata uang atau lebih yag dianggap setara satu sama lain sehingga tidak memerlukan lindung nilai internal atau eksternal. Ada dua cara untuk melakukan eksposur netting yaitu (1) kelompok mata uang  (currency group) dan (2) gabungan dari mata uang yang kuat dan mata uang yang lemah.

3. Eksposur Translasi (Translation exposure)

Adalah dampak fluktuasi nilai tukar pada laporan keuangan konsilidasi yang mengubah nilai anak perusahaan luar negeri jika diukur dalam mata uang induk perusahaan. Jika nilai tukar adalah tetap, maka translation exposure tidak akan terjadi. Karena eksposur translasi muncul karena kebutuhan untuk menggabungkan laporan keuangan ke dalam mata uang yang sama, maka ia sering disebut accounting exposure)

4. Eksposur Ekonomi

Eksposur ekonomi yaitu dampak perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi pada nilai operasi perusahaan.


11.3. Mengelola Manajemen Modal Kerja

                        Secara kuantitatif modal kerja adalah sama dengan jumlah asset saat ini dikurangi hutang yang ada saat ini. Prakteknya modal kerja lebih memperhatika efisiensi dari asset saat ini seperti kas, piutang dan persediaan.Kas dan pitang sangat mudah dipengaruhi oleh fluktuasi nilai mata uang, perubahan nilai tkar dan kebijakan pajak. Pejabat keuangan perusahaan multinasional harus memeprtimbangkan posisi modal kerja perusahaan untuk setiap anak perusahaannya di luar negeri dan dalam setiap mata uang yang dipakai oleh seluruh anak perusahaan untuk menjalankan bisnis serta perusahaan secara keseluruhan.  Dalam proses manajemen kerja para pejabat keuangan harus mempertimbangkan tiga tujuan perusahaan yaitu:

1. Meminimalkan jumlah modal kerja

2. Meminimalkan biaya konversi mata uang

3. Meminimalkan resiko nilai tukar

11.4. Sumber-sumber Investasi Internasional

                        Sumber-sumber investasi internasional terdiri dari:

1. Sumber Internal Ivestasi

Salah satu sumber modal investasi bagi internasional terdapat pada arus kas yang dihasilkan secara internal (misalnya profit dari operasi biaya-biaya non kas seperti depresiasi dan amortisasi) oleh berbagai induk perusahaan maupun berbagai anak perushaan. Arus kas mencerminkan sumber modal investasi yang penting bagi pendanaan proyek-proyek investasi anak perusahaan.

2.Sumber Eksternal Investasi

Sumber-sumber eksternal seperti bankir investasi, perusahaan sekuritas dapat membantu perusahaan internasional memperoleh modal untuk membiayai proyek investasinya. Perusahaan multinasional juga dapat memperoleh pinjaman jangka panjang dalam bentuk obligasi dan negeri, obligasi luar negeri dan obligasi euro. Pasar swap merupakan pasar dimana dua perusahaan bisa mempertuukarkan obligasi mereka.

11.5. Akuntansi Internasional

                        Perusahaan internasional harus memiliki system akuntansi yang menyediakan informasi internal yang diperlukan oleh manajer untuk menjalankan perusahaan dan informasi eksternal yang diperlukan oleh pemegang saham, pemberi pinjaman dan pejabat pemerintah di negara-negara tempat perusahaan beroperasi. Standard dan praktik akuntansi suatu negara mencerminkan pengaruh factor hokum, budaya, politik dan ekonomi. Dan perbedaan praktik tersbut akan mempengaruhi keputusan perusahaan tentang:

 1. Penilaian (Valuation) dan Penilaian Kembali (Revaluation) Aktiva

Sistem akuntansi di berbagai negara dimulai dengana asumsi bahwa aktiva perusahaan harus dinilai berdasarkan harga perolehan, artinya aktiva dalam pembukuan dinilai sesuai dengan harga awal dikuangi depresiasi.

 2. Hubungan dengan otoritas pajak

     Catatan akuntansi perusahaan menjadi dasar perhitungan beban pajak penghasilan.

3.   Penggunaan Accounting Reserve

Penggunaan cadangan akuntansi adalah akun-akun yang diciptakan dalam laporan keuangan perusahaan untuk mencatat biaya di masa mendatang yang bisa diperkirakan yang mungkin mempengaruhi operasi.

4.   Perbedaan-perbedaab lain seperti:

·         Kapitalisasi aktiva sewa guna usaha (capitalization of financial leases)

·         Menyusun laporan keuangan konsolidasi

·         Kapitalisasi biaya riset dan pengembangan

·         Perlakuan atas goodwill.


11.6. Menganalisa Break Even Point (BEP)

            Pada perusahaan yang baru, sangat penting apabila entrepreuneur mengetahui kapan laba bisa diraih. Analisis Break Even Point (BEP) rupanya merupakan hal yang sangat sederhana yang dapat digunakan untuk menganalisa berapa unit produk yang harus dijual agar dapat mencapai BEP yaitu suatu titik yang menggambarkan berapa jumlah penjualan yang harus dicapai sehingga perusahaan tidak rugi ataupun untung, yang biasanya disebut dengan titik impas.

            Rumus untuk  menganalisa BEP :


BEP     = break even point in quantity

TFC     = total fixed cost = biaya tetap

SP        = selling price = harga jual per unit

VC                  = variable cost = biaya untuk memproduksi satu unit variable

            Apabila harga jual lebih besar daripada variable cost maka kontribusi dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap. Tetapi hal seperti itu dapat dicapai apabila perusahaan telah mencapai BEP. Salah satu kelemahan utama dalam menggunakan metode ini adalah kesulitan dalam menentukan apakah suatu biaya tersebut merupakan biaya tetap atau biaya variable. Oleh sebab itu maka pada suatu perusahaan biasanya memiliki kebijakan tersendiri mengenai penentuan klasifikasi biaya ini.


11.7. Pajak Internasional

               Hubungan yang erat sering terjadi antara prosedur nasional dengan kebijakan perpajakan nasionalnya. Perusahaa internasional biasanya harus berhati-hati dalam bergerak antara mengambil keuntungan dari insentif pajak dan menghindari hukuman pajak. Terdapat dua alat yang digunakan perusahaan multinasional untuk mengurangi keseluruhan beban pajak yaitu melalui (1) penetapan harga transfer (transfer pricing) dan tempat bebas pajak (tax havens).

1.      Penetapan harga transfer (transfer pricing)

Pada praktiknya, penetapan harga transfer dihitung dengan memakai salah satu cara antara lain:

·         Harga transfer berbasis pasar : Metode ini memakai harga yang ditentukan di pasar terbuka untuk mentransfer barang diantara unit-unit dalam satu induk perusahaan. Dua keuntungan pendekatan berbasis pasar yaitu (1) mengurangi konflik antar kedua unit dalam menentuka harga yang wajar dan (2) meningkatkan profitabiltas perusahaan multinasional secara keseluruhan dengan mendorong efisiensi dari unit yang menjual.

·         Harga transfer berbasis non pasar : harga ditentukan berbasis non pasar. Harga ditentukan melalui megoisasi anata unit pembeli dan penjual atau berdasar pada petunjuk praktis berbasis biaya, seperti biaya produksi plus mark-up tetap. Kekurangan pendekatan berbasis non pasar adalah membuang waktu dan energy untuk membahas harga transfer yang wajar jarena harga ini akan mempengaruhi profit yang dilaporkan dan mengurangi efisiensi unit yang dijual. Tetapi pendekatan berbasis non pasar memberikan keuntungan karena perusahaan bisa menekan keseluruhan pajak terutang.

2.      Tempat bebas pajak

Cara kedua yang dipakai oleh perusahaan multinasional untuk mengurangi beban pajak adalah dengan menempatkan aktivitas mereka di tempat bebas pajak yaitu negara yang memberlakukan pajak penghasilan yang sangat rendah atau bahkan tidak dikenai pajak sama sekali.

Perusahaan internasional sering mengalami konflik dengan pemerintah luar negeri mengingat peemrintah membutuhkan pemasukan penghasilan dari sumber pajak. Untuk mengurangi beban pajak, banyak pemerintah negara asal menawarkan pada perusahaan di negarany antara lain dengan:

1.      Kredit Pajak (Tax Credit)

Negara asal perusahaan bisa mengurangi beban pajak berganda dari penghasilan anak perusahaan di luar negeri dengan membebankan kredit pajak kepada induk perusahaan untuk pajak pengahsilan yang dibayarkan di luar negeri.

2.      Traktat Pajak (Tax Treaty)

Untuk meningkatkan perdagangan internasional, banyak negara yang menandatangani traktat yang membahas isu-isu perpajakan yang mempengaruhi bisnis internasional. Kebanyakan traktat berisi ketentuan pengurangan pajak penahanan yang diberlakukan di cabang atau anak perusahaan di luar negeri.

3.      “Memukul” Perusahaan Asing

Sumber konflik pajak internasional yang lain meliputi “pukulan” terhadap perusahaan asing oleh politisi local yang merasa bahwa perusahaan-perusahaan tersebut memanipulasi harga transfer atau kalau tidak menyusun struktur hubungan induk dan anak perusahaan local untuk menghindari pemnayaran jumlah pajak yang “wajar”.

Comments

Popular posts from this blog

Materi kuliah bisnis internasional

Materi 3 Bisnis Internasional

Materi 8 Bisnis Internasional